28 Jul 2009

Memahami Psikotes

Perlu diluruskan satu hal tentang psikotest. Bahwa sebenarnya ini bukan tes, karena tidak mengandung pengertian tentang lulus atau tidak lulus. Karena semua orang pasti lulus psikotes, bahkan beberapa psikotes tidak menunjukan nilai yang lebih baik atau lebih buruk, contohnya: tes minat. Tidak ada orang yang lebih baik daripada orang lain dalam tes minat. Jadi ungkapan yang tepat untuk psikotes adalah ‘pemeriksaan psikologi’.

Pemeriksaan psikologi ini terdiri atas beragam persoalan yang diberikan. Dari beragam persoalan itu ada beragam hal yang dapat diperiksa seperti: daya bayang ruang, problem solving, kestabilan emosi, dll.

Trus gimana sebuah pemeriksaan psikologi bekerja. Bukankah yang berusaha diukur oleh pemeriksaan psikologi adalah sesuatu yang abstrak, valid-kah? Pemeriksaan psikologi tuh mirip orang yang berusaha mengira2 materi penyusun sebuah benda angkasa dari analisa spektrum cahaya yang dihasilkan. Let say... apa anda punya endurance dalam mengerjakan sebuah tugas secara terus2? Endurance tuh abstrak mana bisa keliatan? Tapi, kalo pertanyaan itu diberikan kepada temen2 anda, pasti mereka punya jawaban yang cenderung sama tentang endurance yang anda punya. Kalo emang itu abstrak, kenapa temen2 anda bisa tau? tentunya, lewat tingkah laku anda sehari2. sama halnya dengan pikiran anda tentang temen2 anda. kalo si A kayak gini, si B mah kayak gitu. Setiap individu memiliki kemampuan natural untuk menilai keadaan lingkungannya, tetapi untuk menilai keadaan lingkungan/individu lain biasanya akan memakan waktu lama, dan akan kesulitan kalo seorang assesor harus jadi temen anda dulu (coba bayangkan kalo yang ditesnya 25 orang), maka diciptakanlah alat pemberi stimulus yang diberi nama alat tes psikologi.

How it work? Kita kembali ke contoh tentang endurance. Gimana caranya mengetahui seseorang mempunyai endurance yang tinggi? Pertama tentu kita harus mencari tahu dulu apa yang membuat seseorang dikatakan memiliki endurance yang tinggi. Contoh sederhananya, Endurance=dapat dilihat dari ketahanan diri mengerjakan sebuah tugas terus-menerus dengan keluhan minimal dan hasil yang cenderung tidak berkurang kualitasnya. Caranya ya... anda dikasih tugas yang banyak, konstan, tetap, dalam waktu yang lamaaaaaaaaaaa... biasanya sih tugasnya hanya menggunakan sedikit kemampuan otak tetapi membosankan dan dibikin lama banget... seperti menghitung sederhana, cepat plus waktu pengerjaan yang lamaaaa banget. Karena penghitungan sederhana (biasanya cuman tambah2an yang simple aja(con: 9+9, 6+7, dst) dari waiter rumah makan padang ampe para sarjana juga bisa melakukan dengan cepat (mungkin bisa lebih cepet waiternya), tapi kalo disuruh ngitung kayak contoh diatas 4000x ga semua orang punya kecepatan dan ketahanan yang sama. seperti itulah.

Tautan untuk artikel ini:
http://psipop.blogspot.com/2009/07/memahami-psikotes.html

1 komentar:

  1. nice article, thanks for sharing.
    hope u post more articles..

    BalasHapus

Hak Cipta © 2009-2010 Yusuf Haliim Nelwandi All Right Reserved.
 

PSIPOP - Artikel-artikel Psikologi | Hak Cipta © 2009-2010 Yusuf Haliim Nelwandi | Design By Deluxe Themes | Converted By Technolizard | Widget by Simran | All Right Reserved