26 Jul 2009

Apakah Law of Attraction Itu Ada?

Law of attraction (LoA) secara umum menyatakan bahwa pikiran kita dapat menarik hal-hal lain kedalam kehidupan kita bila kita fokus terhadap hal yang ingin kita capai. Sebagai contoh: jika kita seorang dokter atau akan menjadi dokter maka banyak sekali hal-hal yang datang ke kita yang berhubungan dengan kedokteran, Benarkah law of attraction itu ada?
Pertama kali berkenalan dengan LoA, ketika saya menonton Oprah Winfreys show yang sedang membahas tentang buku law of attraction, sejujurnya saya langsung percaya adanya law of attraction. seringkali ketika saya ingin tahu tentang sesuatu tiba-tiba televisi menayangkan sesuatu tersebut, ketika saya terlewat satu seri motogp, tiba-tiba ada berita siapa pemenang seri tersebut. Saya percaya bahwa inilah penjelasan tentang hal-hal yang datang beruntun dan berkaitan, saat itu juga saya langsung memfokuskan diri saya untuk menjadi.... orang kaya. Hahaha, tapi bener lho, itu adalah pikiran pertama yang saya coba ketika acara oprah sedang iklan.
Akan tetapi, saya menemukan hal lain yang bisa menjelaskan hal-hal yang datang beruntun dan berkaitan tersebut. LoA mungkin dapat menjelaskan hal itu, tetapi LoA terlalu "mistik" menjelaskannya. LoA selain menjelaskan juga memiliki fungsi lain kepada orang yang memercayainya yaitu harus selalu berpikir positif, tetapi setelah ditelisik lebih jauh LoA juga menganggap bahwa pikiran kita dikendalikan oleh orang lain.
Diri kita, pikiran kita dapat menarik hal lain, artinya orang lain pun dapat melakukan hal yang sama. Sebagai contoh jika kita berpikir akan membeli sebuah mobil model x baru, maka terasa dijalanan banyak sekali mobil model x berkeliaran. Pikiran kita telah berhasil menariknya. Seperti itulah LoA bekerja. Tapi bagaimana jika kita pemilik salah satu mobil model x dan ada orang yang berpikir tentang mobil model x? Maukah kita menjadi budak pikiran orang lain itu dan menyetir kearah orang itu agar orang itu dapat melihat lebih jelas? Semua orang pasti menjawab "cape deh". Coba bayangkan berapa orang yang memiliki pikiran? Berapa banyak pikiran yang harus kita turuti?
Sebenarnya yang terjadi, banyak sekali stimulus yang ada, tetapi pikiran kita memilah dengan otomatis stimulus-stimulus yang berhasil di-indra oleh alat indra kita. Setelah itu baru pikiran kita mempersepsikan apa arti stimulus itu. Nah, pada proses pemilahan ada beberapa faktor penting yang harus dipenuhi suatu stimulus agar menarik untuk dipersepsikan, seperti: faktor eksternal: kontras stimulus dengan lingkungan sekitarnya, ukuran, pengulangan stimulus, dan gerakan. Sedangkan faktor internal adalah: minat, kebutuhan, dan prepatory set.
Titik yang dianggap sebagai LoA menurut saya adalah minat dan prepatory set dari setiap individu. Untuk minat sepertinya tidak perlu dijelaskan, sedangkan prepatory set ini secara sederhananya adalah persiapan yang dilakukan individu untuk mendapatkan stimulus. Seperti jika saya mengatakan akan menelefon anda pada jam 7 malam, maka stimulus bunyi telefon pada jam 7 akan lebih direspon daripada suara tukang mie tek-tek. Sama seperti mobil model x diatas, bukanlah mobil model x-nya yang semakin banyak, tetapi minat dan prepatory set kita disiapkan untuk mobil model x tersebut dikarenakan kita tertarik untuk membelinya, dimana sebelumnya sebenarnya sudah banyak mobil model tersebut tersebut berkeliaran di jalanan, hanya saja pada saat itu stimulusnya kurang menarik untuk diproses lebih lanjut.
Menurut penulis, law of attraction sebenarnya tidak ada, yang ada hanyalah minat dan "keinginan" kita untuk melihat suatu stimulus yang lebih besar dibanding stimulus lainnya. Mungkin LoA dapat menjelaskan hal-hal yang (setidaknya terlihat seperti) berbau keajaiban, tapi bagaimana mungkin menjelaskan keajaiban dengan keajaiban lainnya? Menjelaskan hal yang (terlihat) tidak masuk akal dengan hal yang tidak masuk akal lainnya?

Tautan untuk artikel ini:
http://psipop.blogspot.com/2009/07/law-of-attraction-ada.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hak Cipta © 2009-2010 Yusuf Haliim Nelwandi All Right Reserved.
 

PSIPOP - Artikel-artikel Psikologi | Hak Cipta © 2009-2010 Yusuf Haliim Nelwandi | Design By Deluxe Themes | Converted By Technolizard | Widget by Simran | All Right Reserved