28 Mar 2010

Mayer Salovey: Kecerdasan Emosional

Ada banyak pengertian tentang kecerdasan emosional dan yang paling terkenal adalah pengertian dari Goleman tentang 25 karakteristik kecerdasan emosional, tetapi yang akan dibahas di sini adalah pengertian dari penemu asli emotional intelligence yaitu Jack Mayer dan Peter Salovey.

Pengertian emosi itu sendiri secara literal adalah "bergerak kedalam atau keluar" kata emosi berasal dari bahasa Latin “Emotus” atau “Emovere” berarti: sesuatu yang menggerakkan sesuatu lainnya, misalnya emosi bahagia mendorong untuk tersenyum. Secara pengertian: Emosi adalah warna afektif yang kuat disertai perubahan-perubahan fisik. Jadi, emosi di sini lebih luas cakupannya daripada kegiatan marah saja.

Kecerdasan emosional diartikan sebagai bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan untuk memahami perasaan dan emosi diri sendiri maupun orang lain, membedakan emosi, serta menggunakan informasi tentang itu semua untuk membimbing pikiran dan tindakan individu (Mayer-Salovey; 1990). Dari pengertian diatas ada 4 cabang yang penting dalam pemahaman tentang kecerdasan emosional:

1. Merasakan emosi diri sendiri dan orang lain dengan akurat. ekspresi muka seperti bahagia, sedih, marah, dan takut memiliki ekspresi yang sama diseluruh ras manusia. Artinya adalah mengerti secara tepat ekspresi apa yang sedang diajukan oleh diri sendiri atau oleh orang lain ketika suatu emosi muncul.

2. Menggunakan emosi untuk berpikir. emosi memiliki kapasitas untuk masuk dan membimbing kemampuan kognitif, sesuatu yang di respon secara emosional adalah sesuatu yang dapat menarik perhatian. Bahkan beberapa emosi seperti bahagia atau sedih dapat menimbulkan ide kreatif.

3. Mengerti dan memiliki pengetahuan tentang emosi. Emosi adalah suatu pesan, di mana pesan-pesan itu terdapat sebuah informasi dan pengetahuan tentang emosi dibutuhkan untuk memahami pesan apa yang dikandung sebuah emosi, misalkan saja "takut" pesan dari emosi "takut" penyebabnya dikarenakan orang yang bersangkutan merasa terancam, sedangkan tingkah laku yang biasa diasosiasikan dengan "ketakutan" adalah menghindar. Setiap emosi memiliki informasi sendiri-sendiri tentang apa penyebab dan prediksi tingkah laku selanjutnya.

4. Menggunakan emosi untuk mengembangkan diri. Seseorang akan membuka dirinya pada signal-signal emosi orang lain selama tidak "menyakiti" dirinya sendiri dan memblok emosi yang mengganggu zona nyamannya. Pemahaman tentang emosi dan informasi apa yang dibawa bersama emosi dapat membantu untuk mengejar tujuan pribadi dan tujuan sosial.

Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat merasakan emosi dengan lebih baik, menggunakannya untuk berpikir, mengerti artinya, dan mengaturnya lebih baik daripada orang yang kecerdasan emosionalnya biasa saja, dan orang-orang ini mampu mengatasi masalah emosional dengan lebih mudah, lebih terbuka, dan lebih disukai dalam pergaulan. individu dengan kemampuan kecerdasan emosional tinggi sangat cocok untuk menangani konseling, memberikan pendidikan atau pekerjaan lain yang membutuhkan interaksi sosial, juga lebih tangkas dalam menangani masalah tingkah laku dan menghindari perilaku buruk seperti merokok, mabuk-mabukan, penggunaan obat-obatan atau sikap bermusuhan dengan orang lain.

Kecerdasan emosional adalah bagian dari kecerdasan dalam mengerti informasi emosional, emosi ini berkomunikasi melalui pernyataan perasaan dari satu individu ke individu lainnya, seperti sebuah pernyataan "jalan bareng yu?" atau "saya ingin dilindungi" atau "saya akan melakukan tindakan fisik jika perlu." dan orang yang memiliki kecerdasan emosional dapat memahami kompleksitas dari komunikasi seperti ini.

Mayer, Salovey, dan dibantu Caruso menciptakan alat untuk mengukur tingkatan kecerdasan emosional yang diberikan nama "The Mayer-Salovey-Caruso Emotional Intelligence Test" atau disingkat (MSCEIT) yang dikembangkan untuk mengukur keempat cabang kecerdasan emosional.

Tautan untuk artikel ini:
http://psipop.blogspot.com/2010/03/kecerdasan-emosi-iq-eq-ei.html

Disadur dari:
Mayer, J., Salovey, P., & Caruso, D.. (2000). Models of emotional intelligence. Dalam R. J. Sternberg (Ed.). Handbook of Intelligence. Cambridge: Cambridge University Press
Susmita Barua (----). Origin of Some Words. diakses pada april 03, 2010 dari website http://www.seek2know.net/word.html
What Is Emotional Intelligence. (----) diakses pada Maret 28, 2010. dari website http://www.unh.edu/emotional_intelligence/ei%20What%20is%20EI/ei%20definition.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hak Cipta © 2009-2010 Yusuf Haliim Nelwandi All Right Reserved.
 

PSIPOP - Artikel-artikel Psikologi | Hak Cipta © 2009-2010 Yusuf Haliim Nelwandi | Design By Deluxe Themes | Converted By Technolizard | Widget by Simran | All Right Reserved