Dalam kultur Cina, koletivitas sangat penting dari pada yang lainnya, kebutuhan diri sendiri dan kebutuhan aktualisasi diri tidak dihargai tinggi sebagaimana didewakan di Amerika Serikat, bukan berarti masyarakat Cina tidak memenuhi kebutuhannya sendiri, hanya saja kebutuhan itu tidaklah terlalu penting dibanding dengan kolektivitas kelompok.
Puncak hierarki Maslow dan Nevis adalah sama yaitu aktualisasi diri. Walaupun begitu, ada perbedaan yang mendasar. Aktualisasi diri dalam Maslow adalah individual, sedang aktualisasi diri pada Nevis, lebih kepada penggabungan kekuatan-kekuatan masyarakat untuk mencapai tujuan.
Teori Maslow dikembangkan dari suatu tempat di Amerika Serikat dan mungkin juga cocok untuk wilayah Eropa, Dengan Nevis mengembangkan teori sendiri, ada asumsi bahwa teori Maslow bias terhadap kebudayaan dan tradisi. penulis sendiri memunculkan pertanyaan. Dapatkah teori Maslow diterapkan di Indonesia seutuhnya? Karena watak umum orang Indonesia yang mendewakan penghargaan diri, mungkinkah dalam hierarki kebutuhan orang Indonesia, kebutuhan akan penghargaan diri berada di atas aktualisasi diri?
Tautan untuk artikel ini:
http://psipop.blogspot.com/2010/04/nevis-teori-hierarki-kebutuhan.html
Artikel yang sangat terkait dengan artikel ini:
Maslow: Teori Hierarki Kebutuhan
Maslow: Teori Hierarki Kebutuhan (Revisi)
Disadur dari
Edwin C Nevis. (en) di Wikipedia. diakses April 04, 2010. dari website http://en.wikipedia.org/wiki/Edwin_C._Nevis
Nevis Hierarchy of Needs. (en) di Psychology Wikia. diakses April 04, 2010. dari website http://psychology.wikia.com/wiki/Nevis's_hierarchy_of_needs
sangat berkualitas dan bermanfaat
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fbabeyudi.wordpress.com